Minggu, 20 Maret 2011

ABOUT KABUPATEN SIDOARJO

Kabupaten Sidoarjo, merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk kawasan Gerbangkertosusila.
Lambang 
Kabupaten Sidoarjo
Lambang Kabupaten Sidoarjo

Locator kabupaten sidoarjo.png
Peta lokasi Kabupaten Sidoarjo
Koordinat : -
Motto -
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Jawa Timur
Ibu kota Sidoarjo
Luas 591,59 km²
Penduduk  
 · Jumlah 1.682.000 (2003)
 · Kepadatan 2.843 jiwa/km²
Pembagian administratif  
 · Kecamatan 18
 · Desa/kelurahan -
Dasar hukum -
Tanggal -
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati H. Saiful Ilah, SH, MHum
Kode area telepon 031
APBD {{{apbd}}}
DAU Rp. -


Sejarah

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti di masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.

Daftar bupati

Berikut ini adalah daftar bupati yang pernah menjabat di Kabupaten Sidoarjo sejak masa awal kemerdekaan Indonesia:
  • R.A.A. Soejadi (1933-1949)
  • R. Suriadi Kertosuprojo (1950-1958)
  • H.A. Chudori Amir (1958-1959)
  • R.H. Samadikoen (1959-1964)
  • Kol.Pol. H.R. Soedarsono (1965-1975)
  • Kol.Pol. H. Soewandi (1975-1985)
  • Kol.Art. Soegondo (1985-1990)
  • Kol.Inf. Edhi Sanyoto (1990-1995)
  • Kol.Inf. H. Soedjito (1995-1999)
  • Drs. Win Hendrarso, MSi (1999-2010)
  • H. Saiful Ilah, S.H.,M.Hum (2010-sekarang)

FIFA Tegaskan Statuta Melarang Mantan Narapidana, LPI Harus Selesai Akhir April

Presiden FIFA Sepp Blatter menegaskan, federasi sepakbola internasional tetap dengan keputusannya agar PSSI bisa menyelesaikan permasalahan dengan Liga Primer Indonesia [LPI] pada akhir April nanti. FIFA juga kembali menegaskan seseorang yang pernah terlibat dengan masalah hukum tidak bisa mengikuti pencalonan ketua umum.

Penegasan itu disampaikan Blatter dalam kunjungannya ke Dili, Timor Leste, Selasa [15/3]. Pernyataan ini diunggah ke laman Youtube.

Awalnya sempat disebutkan penyelesaian kisruh LPI dengan PSSI diselesaikan paling lambat pada Mei nanti. Tengat waktu itu berdasarkan permintaan ketua umum KONI/KOI Rita Subowo ketika bertemu dengan Blatter di markas FIFA di Zurich beberapa waktu lalu.

Kendati Blatter sempat menyanggupi permohonan Rita tersebut, orang nomor satu di FIFA ini kembali menegaskan keputusan rapat komite eksekutif [Exco].

“Jika sampai akhir April, 30 April, mereka tidak bisa memenuhi, maka kasus ini akan dibawa ke rapat komite eksekutif. Jika lembaga tidak bisa menyelesaikan, komite eksekutif tidak ada pilihan lain kecuali memberikan sanksi pembekuan kepada fed

“Saya berharap kami tidak perlu sampaiu menjatuhkan sanksi pembekuan kepada federasi, tapi mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah mereka sekarang.”

Dalam kesempatan itu juga, tokoh nasional Effendi Ghazali sempat mengajukan pertanyaan mengenai statuta FIFA pasal 32 klausul 4 mengenai status anggota komite eksekutif, dan dibandingkan dengan statuta PSSI pasal 35 klausul 4.

Effendi menanyakan apakah statuta FIFA pasal 32 klausul yang berisikan 'pernah dihukum' berlaku pada saat berlangsungnya kongres, atau sebelum dan sesudah kongres. Direktur anggota asosiasi FIFA Thierry Regenass pun memberikan jawaban.

“Sudah sangat jelas secara logika bahwa orang yang terlibat dalam kasus kriminal tidak bisa dicalonkan. Kami tidak membicarakan individu di sini. Pada akhirnya, komite pemilihan yang akan menentukan,” ujar Regenass.

HASIL DRAWING LIGA CHAMPIONS: Derby Inggris Dan Potensi El Clasico

Hasil drawing perempat-final Liga Champions akhirnya telah usai. Manchester United akan menghadapi rival berat mereka di Liga Primer Inggris yaitu Chelsea, sementara Barcelona dan Inter Milan mendapatkan lawan yang relatif ringan yaitu Shakhtar dan Schalke 04. Dan tim debutan di LC, Tottenham, yang sebelumnya berhadapan dengan Milan, harus menghadapi raksasa LC lainnya yaitu Real Madrid.

Dalam drawing tersebut ditentukan juga bagan untuk semi-final dan hasilnya juga cukup mengejutkan dimana ada potensi terjadi El Clasico dalam semi-final LC mendatang. Real Madrid/Tottenham Hotspur akan bertemu dengan pemenang antara Barcelona/Shakhtar, sementara itu pemenang derby Inggris, Manchester United/Chelsea, akan menghadapi Inter Milan/Schalke 04.


Berikut adalah hasil drawing perempat-final Liga Champions:

Real Madrid vs. Tottenham Hotspur

Barcelona vs. Shakhtar

Inter Milan vs. Schalke 04

Chelsea vs. Manchester United


Hasil drawing Semi-Final Liga Champions:

Inter/Schalke vs. Chelsea/ManUtd

Real Madrid/Tottenham vs. Barcelona/Shakhtar

Sidoarjo Raih Piala Adipura Ketiga Kalinya

Sidoarjo – Kali ini, masyarakat Sidoarjo patut berbangga. Pasalnya, penghargaan anugerah Adipura dari Presiden RI kembali diraih Kabupaten Sidoarjo dengan kategori kota sedang. Dengan raihan tersebut, membuktikan kalau Kabupaten Sidoarjo mampu mempertahankan supremasi pengelolaan lingkungan perkotaan hingga tiga tahun, mulai 2008 hingga 2010.
Bupati Sidoarjo Win Hendrarso Menerima Piala Adipuran dari Presiden SBY di Istana Negara
Dan penyerahan penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Bupati Sidoarjo Drs. Win Hendrarso, Msi di Istana Negara Jakarta, Selasa (8/6).
Selain Kabupaten Sidoarjo, ada 31 kabupaten/kota di Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan yang sama dengan kategori berbeda. Kabupaten/kota itu diantaranya, Kota Surabaya (kategori kota metropolis), Kota Malang (kategori kota besar), Kabupaten Pasuruan, Bangkalan, Kota Batu, Kota Blitar, Bondowoso, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Gresik, Jember, Jombang, Kota Kediri, Lumajang, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan dan Tulungagung (kategori kota sedang).
Sedang untuk kategori kota kecil, Presiden SBY memberikan kepada Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Lamongan, Mojokerto, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Sampang, Sumenep, Trenggalek, Tuban, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri.
Dengan predikat tersebut, Provinsi Jawa Timur dinyatakan sebagai provinsi yang mendapatkan predikat daerah terbanyak dalam penganugerah Adipura 2010 dari Presiden RI.
Saat dihubungi, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Sidoarjo Drs. Muh. Syafiq mengatakan, diterimanya penghargaan tersebut membuktikan betapa tingginya partisipasi masyarakat Sidoarjo dalam membangun kotanya dengan baik. Sehingga, penghargaan tingkat nasional itu diperoleh selama tiga kali berturut-turut mulai 2008 lalu.
“Ini menjadi bukti kalau partisipasi masyarakat sangat besar, jadi kepercayaan masyarakat Sidoarjo bisa terwujud untuk membangun Sidoarjo bangkit, bersih dan hijau dan menuju masa depan yang lebih baik lagi,” katanya.
Disamping itu, penerimaan penghargaan tersebut juga dipandang kalau itu menunjukkan akan kebersamaan masyarakat dalam membangun Sidoarjo. Sehingga, aspek tersebut bisa menjadi modal pembangunan Sidoarjo yang lebih baik lagi di masa depan.
“Kebersamaan itu wajib, sehingga Sidoarjo bisa memperoleh penghargaan tersebut. Dan ini hasil jerih payah kebersamaan masyarakat Sidoarjo,” kata Bupati Win.
Sementara itu, Kasubag Protokol Kusdiyanto mengatakan, rencananya, penghargaan Adipura tersebut akan diarak keliling kota Sidoarjo. Dengan mengendarai mobil pawai iring-iringan, penghargaan tersebut akan diarak mulai SMUN 1 Sidoarjo menuju ke selatan melewati Jl. Jenggolo – Jl. A. Yani – Jl. Gajah Mada – Jl. Mojopahit – Jl. Gatot Subroto (Pasar Larangan) – Jl. Sunandar Proyosudarmo – Jl. Kutuk – Jl. Diponegoro – Jl. Tengku Umar – Jl. Sultan Agung dan berakhir di Masjid Agung Sidoarjo.
Setelah sampai di masjid kebanggaan warga Sidoarjo, penghargaan Adipura yang dibawa oleh Bupati Win Hendrarso itu disambut iring-iringan musik hadrah menuju ke paseban alun-alun Sidoarjo. Di alun-alun Sidoarjo, puluhan masyarakat rencananya akan menyaksikan penghargaan tesebut bersama-sama.
Bahkan, untuk menyambut supremasi pengelolaan lingkungan tersebut puluhan PNS di lingkungan Pemkab Sidoarjo bersama pasukan kuning dikerahkan memenuhi area alun-alun Sidoarjo. Sebelum menyambut kedatangan Adipura, puluhan PNS dan pasukan kuning itu bersama-sama menggelar senam bersama.
(Sumber : Humas Protokol Setda “wem”)

Selasa, 01 Maret 2011

Adjie Massaid dan Kematian Mendadak

Politisi Partai Demokrat dan mantan aktor Adjie Massaid meninggal mendadak di usia 43 tahun usai bermain futsal. Dugaan kuat, Adjie meninggal karena serangan jantung, terlebih sebelumnya ia terlihat sehat.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab kematian Adjie. Namun, peristiwa kematian mendadak adalah peristiwa yang lazim terjadi.
Kematian mendadak yang dalam bahasa Inggris disebut sudden cardiac death, didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Penyebab utama kematian mendadak adalah karena gangguan irama jantung (aritmia).
"Aritmia jantung adalah jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Ketika kita melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut bisa meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit," kata dr.Aulia Sani, Sp.JP (K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta.
Ia mengatakan, jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan jantung memompa secara benar, bahkan berhenti. "Karena tidak ada darah yang dipompa maka jantung akan berhenti bekerja," paparnya.
Aritmia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab atau akibat sesuatu yang merangsang, seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. "Pada saat berolahraga, otot jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah, akibatnya fatal," ungkapnya.
Selain gangguan aritimia jantung, penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan kematian mendadak. "Yang paling sering, ada penyempitan yang signifikan pada pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertiga aliran darah ke jantung. Bisa juga karena ada plak yang tidak stabil lalu lepas dan menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi gangguan sirkulasi," katanya.
Plak yang menyumbat jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak atau kolesterol.
Aulia juga menambahkan, serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. "Dalam waktu satu jam sejak terjadinya serangan, pasien sudah harus berada di rumah sakit. Jika dilakukan secepat mungkin, dokter masih bisa melakukan balonisasi primer sehingga nyawa pasien bisa tertolong," pungkasnya.