Politisi Partai Demokrat dan mantan aktor Adjie Massaid meninggal mendadak di usia 43 tahun usai bermain futsal. Dugaan kuat, Adjie meninggal karena serangan jantung, terlebih sebelumnya ia terlihat sehat.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab kematian Adjie. Namun, peristiwa kematian mendadak adalah peristiwa yang lazim terjadi.
Kematian mendadak yang dalam bahasa Inggris disebut sudden cardiac death, didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Penyebab utama kematian mendadak adalah karena gangguan irama jantung (aritmia).
"Aritmia jantung adalah jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Ketika kita melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut bisa meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit," kata dr.Aulia Sani, Sp.JP (K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta.
Ia mengatakan, jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan jantung memompa secara benar, bahkan berhenti. "Karena tidak ada darah yang dipompa maka jantung akan berhenti bekerja," paparnya.
Aritmia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab atau akibat sesuatu yang merangsang, seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. "Pada saat berolahraga, otot jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah, akibatnya fatal," ungkapnya.
Selain gangguan aritimia jantung, penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan kematian mendadak. "Yang paling sering, ada penyempitan yang signifikan pada pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertiga aliran darah ke jantung. Bisa juga karena ada plak yang tidak stabil lalu lepas dan menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi gangguan sirkulasi," katanya.
Plak yang menyumbat jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak atau kolesterol.
Aulia juga menambahkan, serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. "Dalam waktu satu jam sejak terjadinya serangan, pasien sudah harus berada di rumah sakit. Jika dilakukan secepat mungkin, dokter masih bisa melakukan balonisasi primer sehingga nyawa pasien bisa tertolong," pungkasnya.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab kematian Adjie. Namun, peristiwa kematian mendadak adalah peristiwa yang lazim terjadi.
Kematian mendadak yang dalam bahasa Inggris disebut sudden cardiac death, didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Penyebab utama kematian mendadak adalah karena gangguan irama jantung (aritmia).
"Aritmia jantung adalah jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Ketika kita melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut bisa meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit," kata dr.Aulia Sani, Sp.JP (K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta.
Ia mengatakan, jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan jantung memompa secara benar, bahkan berhenti. "Karena tidak ada darah yang dipompa maka jantung akan berhenti bekerja," paparnya.
Aritmia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab atau akibat sesuatu yang merangsang, seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. "Pada saat berolahraga, otot jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah, akibatnya fatal," ungkapnya.
Selain gangguan aritimia jantung, penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan kematian mendadak. "Yang paling sering, ada penyempitan yang signifikan pada pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertiga aliran darah ke jantung. Bisa juga karena ada plak yang tidak stabil lalu lepas dan menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi gangguan sirkulasi," katanya.
Plak yang menyumbat jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak atau kolesterol.
Aulia juga menambahkan, serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. "Dalam waktu satu jam sejak terjadinya serangan, pasien sudah harus berada di rumah sakit. Jika dilakukan secepat mungkin, dokter masih bisa melakukan balonisasi primer sehingga nyawa pasien bisa tertolong," pungkasnya.
Nice Info gan ... tapi kok tema sama beritanya kok beda ? hehehe , :D
BalasHapus